Pandemi & Dilema Pendidikan



Berkat kerja keras luar biasa, penanganan wabah Covid-19 di China maju pesat dan aktivitas keseharian masyarakat pulih.Namun,banyak negara lain yang semakin serius menghadapi wabah virus corona. Dan  fase krusial pandemi global ini,dunia harus membina solidaritas dan kerja sama demi kesehatan umat Manusia.Solidaritas dan kerja sama adalah senjata China melawan korona.dibawah kepemimpinan presiden Xi Jinping dan komite pusat partai komunis China,14 miliar rakyat China bersatu menghimpun kekuatan China telah bertindak paling komprehensif paling ketat dan paling menyeluruh serta total dalam mobilisasi strategi dan penanganan,semua ini menghasilkan sinergi yang sangat solid untung memerangi epidemi. Presiden xi Jinping telah enak kali memimpin pertemuan komite tetap Politbiro komite pusat PKT untung merancang strategi terkait upaya pencegahan dan pengendalian virus Covid-19 sekaligus menjaga stabilitas ekonomi sosial.ia juga menginspeksi langsung ke garis depan epidemi di Beljing dan provinsi Hubei mengomandoi penanganan wabah.Pemerintah China memobilisasi kekuatan dari seluruh negeri, memusatkan sumber daya paling berkualitas dan memberangkatkan tenaga medis paling kompeten dari semua provinsi demi membantu provinsi Hubei,Saat ini 346 tim medis dengan 42.600 personal dari seluruh China dikerahkan menuju Hubei untuk bahu membahu dengan pekerja medis setempat melawan Covid-19.

Semua berkontribusi

Kalangan bisnis berkontribusi menyumbang uang dan barang,ada perusahaan yang menghimpun dana khusus senilai 1 miliar Yuan(142.86 juta dollar AS) dalam bentuk perlengkapan medis ada perusahaan yang menyediakan semua peralatan elektronik di RS Huoshensan dan RS Leishenshan,dua rumah sakit darurat yang baru di bangun di Wuhan Belasan perusahaan irgistik terkemuka di China mengoperasikan jalur hijau demi mengangkut barang bantuan Wuhan secara gratis. Masyarakat luas juga berperan aktif,ada pekerja yang spontan menjadi sukarelawan dalam proyek konstruksi RS Huoshensan,Ada petani yang membeli 10 tin kubus untuk di sumbangkan ke Hubei. Seorang warga berusia 87 tahun menyumbangkan semua simpanan hari tuanya 2000000 yuan(28.570 Dollar AS),karena tidak ingin berpangku tangan melihat tanah airnya dilanda bencana. Selain itu lebih banyak warga yang dengan penuh kesadaran tidak keluar rumah saat tahun baru Imlek, padahal ini adalah hari raya tradisional paling penting bagi masyarakat China.Mereka telah memilih cara paling primitif sekaligus paling efektif untuk menghentikan penyebaran virus. Respon seperti ini berskala nasional kata Bruce Aylwant kepala tim organisasi kesehatan Dunia(WHO),yang berkunjung ke China dalam wawancara dengan New York Times. Menurut Aylwant dikalangan masyarakat China terdapat kesadaran bahwa "kita harus membantu Wuhan".Kobesi dari rasa tanggung jawab dan semangat tolong menolong inilah yang memungkinkan penanganan wabah virus Covid-19 di China terus bergerak maju. Solidaritas dan kerja sama adalah senjata umat manusia paling ampuh untuk mengalahkan bencana saat awal merebak nya Covid-19, China menerima bantuan dari masyarakat internasional menyumbang masker, baju pelindung dan barang kebutuhan darurat lain. Bantuan ini merupakan dukungan berharga bagi China dalam pertempuran melawan epidemi ini kamu tidak akan pernah melupakan uluran tangan masyarakat internasional. Kini,kamu juga siap membantu negara lain,China telah mengirim perangkat penguji virus korina dan bantuan material lain ke sejumlah negara. Bantuan di salurkan melalui palang merah jalur non-pemerintah, sektor bisnis dan jalur pemerintah daerah China juga telah memberangkatkan tim sukarelawan ahli medis ke Iran, Irak, Italia dan negara lain. Pada 7 Maret, pemerintah China menyumbangkan 20 juta dollar AS kepada WHO sebagai dukungan dalam mengembangkan kerja sama internasional mengatasi pandemi Covid-19. Kamu juga siap bekerja sama dengan Indonesia dan memberikan bantuan semaksimal mungkin bagi Indonesia untuk menangani pandemi ini

Pertemuan kerja sama

Penting digaris bawahi, para menteri luar negeri dari China dan anggota ASEAN telah bertemu di Vientiane, Lais 20 Februari, membahas Covid-19 pertemuan ini menyepakati penguatan kerja sama regional sekaligus menampilkan tradisi leluhur saling membantu dan bekerja sama menghadapi masalah. Pertemuan juga menghasilkan standar kerja sama global dalam pencegahan dan pengendalian pandemi. Pesatnya penyebaran virus Covid-19 merupakan tantangan sangat besar dalam menghadapi pandemi tantangan ini adalah tantangan bersama tanggung jawab ini juga adalah tanggung jawab bersama semua negara hendaknya saling melengkapi dalam mengatasi penyebaran virus mengembangkan obat dan vaksin serta berkordinasi dalam menyikapi dampak ekonomi.Negara-negara seyogianya tidak saling menjatuhkan, juga tidak menggunakan wabah virus korina sebagai dalih untuk membelokkan fakta, memberi label keliru atau menciptakan diskriminasi. Pandemi Covid-10  telah membuktikan bahwa takdir semua negara dunia adalah saling terkait masyarakat adalah komunitas dengan masa depan bersama yang tidak bisa terlepas satu sama lain, Hanya dengan solidaritas dan kerja sama dunia bisa memenangi pertempuran melawan pandemi ini segera mungkin.

 

 

 

Pada saat ini, dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corona yang akrab disebut Covid 19, hampir semua aspek kehidupan mengalami perubahan-perubahan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan, mendebarkan seluruh isi dunia. 

Dunia perekonomian semakin lemah, hubungan sosial semakin menurun yang menyebabkan kurangnya interaksi dan kepedulian terhadap sesama,Semuanya telah merasakan dampak dari virus covid 19 ini, terutama pada dunia pendidikan. Kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena cepat atau lambat pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi covid 19. 

Saat ini pemerintah pusat telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya meliburkan aktivitas (tatap muka) seluruh lembaga-lembaga pendidikan, hal ini dilakukan sebagai upaya-upaya pencegahan penularan virus corona atau covid 19 ini. Hal ini tentunya berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, yang saat ini dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam jaringan).

Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi pembelajaran dilakukan melalui jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan besar bagi seorang guru, karena dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa mengelolah, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi kebosanan siswa dalam pembelajaran model daring tersebut.

Bukan hanya itu saja, dalam penerapan belajar online ini, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang dipicu oleh beberapa faktor : Pertama, siswa yang belum memiliki gadget, siswa yang belum mengetahui banyak tentang penggunaan teknologi, kasus ini banyak terjadi pada siswa tingkat TK dan SD (Sekolah Dasar). Selain itu, masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut, realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.

Kedua, kurangnya interaksi fisik antara guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa hanya diberikan tugas melaui via whatsapp. Kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas dikarenakan tidak ada penjelasan-penjelasan awal dari guru tentang tugas yang dibebankan tersebut.

Peserta didik hanya dituntut untuk mengerjakan tanpa mendapatkan penjelasan terlebih dahulu, akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat lagi dalam mengerjakan tugas.

Ketiga, tugas yang diberikan guru banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat. Bagaimana anak bisa belajar dengan baik dalam kondisi yang seperti ini.

Keempat, akibat kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang semestinya harus ditanamkan seorang guru ke dalam diri siswa. Ini akan mengakibatkan degradasi moral pada anak atau siswa, karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentrasferkan ilmu pengetahuan (pelajaran) saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik (pembentukan akhlak dan karakter) siswa. Namun, hal ini tidak boleh mematahkan semagat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semagat siswa dalam belajar, pandemi covid ini tidak boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.

Di balik kesedihan seluruh belahan dunia ini, kita harus mampu mengambil hikmah dari pandemi covid 19 ini. Pandemi covid 19 ini mungkin saja datang sebagai ujian untuk kita semua, apakah kita mampu mencerdaskan kehidupan bangsa walau dalam kondisi seperti ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini